Indera Sebagai Sumber Ilmu


·         Al-Qur’an mengajak manusia untuk menggunakan indra dan akal sekaligus dalam pengalaman manusia, baik yang bersifat fisik maupun metafisik karena indra dan akal saling menyempurnakan.Ali Abdul Azhim berpendapat bahwa kedua sumber tersebut tidak terpisah dan tidak berdiri sendiri sebagaimana pemahaman empirisme dan rasionalisme. Allah SWT selalu menyeru manusia untuk mengingat dan menggunakan nikmat indra dan akal secara simultan. orang-orang yang mengabaikan indra dan kalbunya, maka akan tersesat dan jauh dari kebenaran.
·         Al-Qur’an surat an-Nahl ayat 78 mengatakan:
-          Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.
·         Allah dalam ayat tersebut mengisyaratkan ciri khas manusia yang paling penting dan paling bernilai, yakni kemampuan berpikir dan mencerna sesuatu. Allah berfirman, ketika kamu lahir dari perut ibumu, kamu tidak mengetahui sesuatu pun dan apa yang kamu ketahui saat ini dicerap dengan bantuan mata, telinga dan akal yang diberikan oleh Allah kepada kamu. Lalu mengapa kalian tidak mensyukurinya?
·         Dengan contoh surat an-Nahl ayat 78 tersebut, tampak jelas bahwa Al-Qur’an telah menempatkan tanggung jawab yang berat kepada panca indera manusia dalam kaitannya sebagai sumber ilmu. Begitu juga dengan hati, karena keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dan merupakan satu kesatuan dalam mencari ilmu.

·         Menurut imam Al-Ghazali, panca indera lebih menguasai manusia yang merupakan hal yang bersifat fitrah. Al-Ghazali juga menerangkan bahwa panca indera merupakan sarana penangkap pertama yang muncul dari dalam diri manusia kemudian disusul dengan akal yang baru hadir dan diterima apabila akal memiliki posisi yang kuat dan dapat menguasai panca indera. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deteksi dan Koreksi Kesalahan pada Komunikasi Data

DMA (DIRECT MEMMORY ACCESS)

Topologi Mesh